
Gaza dan Indonesia
Kejadian Gaza memang sangat mengiris hati. Dunia, termasuk Indonesia, menyesalkan hal yang dilakukan Israel terhadap Gaza. Dan banyak gerakan-gerakan di Indonesia yang berusaha membantu meringankan penderitaan masyarakat Gaza. Indonesia juga turut membantu dengan mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang mempunyai sifat penolong dan baik hati, sesuai dengan kepribadian bangsa timur. Kita, melalui segala bantuan yang telah diberikan, mungkin menyelamatkan banyak masyarakat Gaza, mengobati dan meringankan penderitaan mereka. Namun, pertanyaanku sekarang apakah kita sudah sepantasnya menyelamatkan nyawa bangsa lain, sedang bangsa sendiri sedang sekarat menanggung penderitaan dan hampir mati?
Simpati memang boleh, tidak ada yang bisa melarang. Tindakan simpati juga bisa berlanjut ke tindakan menolong. Tapi apakah kita akan menyelamatkan orang lain, tapi ternyata kita belum bisa menyelamatkan diri sendiri? Apakah kita, Indonesia, sudah mampu mengurus diri sendiri maka yakin untuk membantu orang lain? Apakah kita sudah memeriksa diri kita sendiri, entah kita itu mampu menjadi penolong atau memang masih menjadi orang yang harus ditolong?
Hal ini menjadi sebuah ironi yang terjadi di bangsa Indonesia. Masih banyak rakyat kita yang menderita, entah itu terbelenggu kemiskinan, pelayanan kesehatan yang buruk di daerah-daerah pedalaman, dan persoalan pendidikan di pedalaman juga (Baca Saking Miskinnya, Nenek Ginem Makan Bangkai, Gaji Dokter Dibawah Standar Kendala Pelayanan Kesehatan di Pedalaman, Tiap Tahun 11000 Indonesia Orang Meninggal Dunia Akibat Malaria). Masih banyak kesusahan rakyat yang tidak terekspos media dan belum ada penyelesaiannya. Indonesia bukanlah seperti Superman, yang mempunyai kekuatan super untuk menolong orang lain. Ketika masih banyak rakyat menderita, kita berusaha menolong rakyat bangsa lain.
Seharusnya kita menolong bangsa kita dulu, dan kemudian menolong orang lain. Tidak ada salahnya membantu orang lain, setelah kita memang pantas membantu orang lain sesuai dengan kemampuan kita, jangan malah menjadi berlebihan, jangan anggar jago atau sok hebat. Masih banyak rakyat Indonesia membutuhkan pertolongan, seperti gambar di atas, kicauan orang Papua bagi kita bangsa Indonesia. Mungkin kelihatannya lucu, tapi bagaimana sebenarnya kondisi mereka? Aku disini bukan mengkhususkan masyarakat Papua, tetapi karena kebetulan ada meme itu di internet, aku menyatakan ini atas nama masyarakat Indonesia yang masih terbelenggu, yang belum merdeka seratus persen. Dan di tulisan ini aku tidak mendiskreditkan pihak/golongan tertentu.
Hanya sebuah opini yang menyesakkan hati dan pikiran...
Seharusnya kita menolong bangsa kita dulu, dan kemudian menolong orang lain. Tidak ada salahnya membantu orang lain, setelah kita memang pantas membantu orang lain sesuai dengan kemampuan kita, jangan malah menjadi berlebihan, jangan anggar jago atau sok hebat. Masih banyak rakyat Indonesia membutuhkan pertolongan, seperti gambar di atas, kicauan orang Papua bagi kita bangsa Indonesia. Mungkin kelihatannya lucu, tapi bagaimana sebenarnya kondisi mereka? Aku disini bukan mengkhususkan masyarakat Papua, tetapi karena kebetulan ada meme itu di internet, aku menyatakan ini atas nama masyarakat Indonesia yang masih terbelenggu, yang belum merdeka seratus persen. Dan di tulisan ini aku tidak mendiskreditkan pihak/golongan tertentu.
Hanya sebuah opini yang menyesakkan hati dan pikiran...