Minggu, 13 April 2014

Ujian Nasional, Fenomena dan Dilema

Tulisanku kali kutujukan buat elemen-elemen yang terlibat dalam ujian nasional dan terkhusus siswa SMA yang akan mengikuti ujian nasional. 

Nah sebenarnya ujian nasional itu apa sih? Ujian nasional adalah sebuah ujian evaluasi yang diadakan secara nasional dengan kualitas soal yang setara. Ujian evaluasi itu maksudnya apa ya? Ujian evaluasi itu sebenarnya adalah salah satu cara yang dibuat untuk memeriksa dan menilai sistem pendidikan yang ada melalui para siswa. Diharapkan siswa yang ikut dapat lulus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Nah, hasilnya ini nanti bisa dijadikan parameter pengembangan pendidikan kita.

Menurutku, sebenarnya ujian nasional selama ini hanya sebuah pembodohan. Mengapa demikian? Karena proses yang terjadi dalam ujian nasional itu tidak benar. Ujian nasional tidak hanya menguji hardskill kita dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, tetapi juga menguji moral kita, kejujuran, integritas dan idealisme kita dalam proses ujian nasional yang kita jalani.

Fenomena yang sering terjadi dalam ujian nasional adalah penggunaan satelit bantuan atau kunci jawaban. Bahkan ada yang mau membeli satelit tersebut sampai bernilai jutaan rupiah. Apakah memang seseram itukah ujian nasional? Apakah seburuk itu kondisi pendidikan kita sekarang sehingga ujian nasional dianggap momok yang sangat menakutkan?  Tidak, ujian nasional tidaklah seseram itu! Pertanyaanku buat kalian yang akan mengikuti ujian nasional : Apakah kita berani jujur dalam mengerjakan ujian nasional, tanpa menggunakan satelit bantuan? Apakah kita berani jujur kepada diri sendiri bahwa inilah aku dengan kemampuanku? Apakah kita berani menjadi agen perubahan dengan tidak menggunakan satelit bantuan? Apakah kita bangga bila mendapat nilai bagus namun bukan hasil kerja keras sendiri?  Silakan dijawab sendiri deh... Kita harus bisa mempunyai integritas dan idealisme. Kita harus berani jujur, tidak usah takut dengan ujian nasional. Bagi yang SMA pasti udah pernah ikut try out untuk SBMPTN kan, nah, ujian nasional itu levelnya masih jauh dibawah ujian SBMPTN. JIka kalian bisa mengerjakan sekitar setengah dari soal try out SBMPTN dengan benar, aku sangat yakin kalian pasti bisa lulus ujian nasional. Aku sudah melewati masa-masa ujian nasional dan aku sudah membuktikannya bahwa ujian nasional itu tidak seseram kuburan di malam hari, tidak sesulit berenang melawan di sungai. Aku bisa lulus ujian nasional tanpa menggunakan satelit bantuan, bukannya sombong, tapi memang itulah pengalamanku. Kehidupan nyata dimulai setelah lulus SMA dan ini memang sebuah kebenaran. Setelah SMA kita akan melanjutkan kuliah, kemudian lulus kuliah lalu bekerja. Nah, jikalau kita sudah tidak jujur dalam ujian nasional, bisa jadi nanti kita akan terus seperti itu. Di dalam dunia pekerjaan kita bisa menjadi plagiaris, bisa menjadi oknum-oknum yang terlibat korupsi, dan banyak lagi hal-hal yang salah yang mungkin kita lakukan akibat ketidakjujuran.

Berikutnya, dari banyaknya paket ujian yang ada, hal ini dapat mengindikasikan bahwa bahkan pemerintah negara kita sendiri tidak percaya kepada siswa-siswi, guru-guru dan sekolah-sekolah yang ada. Mengapa harus dibuat paket ujian sampai sebanyak itu? Seharusnya pemerintah mengajarkan kejujuran, integritas dan idealisme dalam proses ujian nasional ini. Bagaimana jika paket dibuat paling banyak lima, kalau bisa cukup satu dan pengawas cukup satu? Sebenarnya kondisi seperti ini yang menurutku harusnya bisa dicapai ketika kejujuran dan integritas menjadi hal nomor satu dalam pendidikan karakter bangsa ini. Maka perlahan tapi pasti perubahan akan terjadi dalam bangsa kita, koruptor akan berkurang dan bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan!

Kita juga memerlukan guru-guru pengawas ujian nasional yang idealis, guru yang berani berkata ya untuk ya dan tidak untuk tidak, yang berani mengatakan itu salah, dan berani menindak kecuranganyang siswa sering menyebutnya kejam. Namun, kenyataan yang terjadi guru-guru seperti ini tidak kelihatan, tenggelam oleh keadaan di lapangan. Malahan, pengawas ujian hanya berdiam diri walaupun sudah tahu bahwa yang diawasinya mungkin melakukan kecurangan, tidak mau memeriksa dan bertindak tegas jika memang terjadi kecurangan. Semua hanya ingin dianggap sebagai pengawas yang baik. Hal ini sejalan dengan pendidikan kita yang hanya mengajarkan rumus mana yang harus dihafal untuk mengerjakan soal ini, cara cepat yang dihafal untuk menjawab soal seperti ini, tanpa mengajarkan sebenarnya bagaimana proses dan fungsi untuk setiap hal yang dipelajari, dan juga kurangnya pendidikan karakter di Indonesia tercinta.

Terlepas dari masalah yang ada di sistem, kalian harus berani jujur dan berintegritas dalam ujian nasional. Mari yang akan mengikuti ujian nasional, buka mata, buka telinga dan tegakkan kepala kalian! Beranilah untuk jujur dan berintegritas dalam pelaksanaan ujian nasional. Yakinlah kalian bisa lulus dengan usaha kalian, tanpa satelit bantuan yang bahkan belum tentu benar. Jika kita berani jujur dalam ujian nasional, maka semoga kita bisa menjadi agen perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih cerdas! Seperti tagline KPK #BeraniJujurHebat

#UntukIndonesiaLebihCerdas

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Here I Am All Right Reserved