Sabtu, 24 Mei 2014

Tan Malaka Gerilya-Politik-Ekonomi

Buku ini adalah salah satu tulisan dari seorang negarawan kita, yaitu Tan Malaka. Buku ini ditulis di Rumah Penjara Madiun pada 17 Mei 1948. Buku ini merupakan pandangan Tan Malaka terhadap perjanjian Linggarjati yang secara tersirat mengkerdilkan Indonesia.

Buku ini bisa dikatakan adalah buku Art of War versi Indonesia. Buku ini secara spesifik menjelaskan tentang keadaan Indonesia ketika mulai dari proklamasi sampai sebelum perjanjian Linggarjati atau di buku ini disebut 'Musim Jaya Berjuang' dan setelah perjanjian Linggarjati yang disebut sebagai 'Musim Runtuh Berdiplomasi' dan menjelaskan kira-kira bagaimana strategi perang yang baik menghadapi para penjajah (baca : Belanda dan negara imperialis boncengan Belanda) dengan memikirkan kondisi ekonomi, alam, pasukan, persenjataan dan rakyat Indonesia.


Terdapat sifat yang digambarkan oleh Tan Malaka sebagai 'Sang Gerilya'. Tan Malaka menggambarkan Sang Gerilya sebagai putra-putri Indonesia yang taat dan setia kepada Proklamasi dan kemerdekaan 100% dengan menghancurleburkan siapa saja yang memusuhi Proklamasi serta kemerdekaan 100%. Kemerdekaan 100% yang dimaksudkan adalah kemerdekaan baik politik maupun ekonomi, karena ketika itu politik pemerintahan Indonesia memang tidak diganggu oleh penjajah, namun mereka ingin mengambil dan menguasai kembali industri, pertambangan dan transportasi yang pernah didirikan mereka di Indonesia.

Buku ini memang tidak dapat diterapkan untuk masa sekarang dimana 'peperangan' sekarang merupakan 'peperangan' ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, yang dapat diambil dari buku ini adalah perencanaan strategi 'perang' yang sesuai dengan keadaan yang dapat membuat keuntungan paling banyak dan kerugian paling sedikit bagi kita.


SANG GERILYA.

    Ditengah-tengah Masyarakat Rakyat Murba,
    Ikut-serta bekerja di-sawah, kebun, pabrik dan tambang,
    Diwaktu tiada berlatih atau berjuang!
    Berlaku sebagai guru kepada murid,
    Dan sebagai jururawat kepada yang sakit.
    …………………………………….
    Tetapi sekonyong-konyong laksana Kilat-Halilintar
    …………………………………….
    Mengejar halaukan musuh yang tersebar, kesasar!
    …………………………………….
    Langit atap-rumahnya, rumput kasurnya,
    Mortir, mitraliyur karabin bantalnya
    Atau dengan granat dan bambu-runcing,
    Dalam panas hujan dia berbaring ………………..
    …………………………………….
    Sampai musuh hancur atau terpelanting!!!
    Kembali dia ketengah Masyarakat-Rakyat-Murba
    Sebagai Sang Gerilya
    Putera dan Puteri, Tua dan Muda
    Sampai Indonesia-Merdeka!

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Here I Am All Right Reserved